Love Rasulullah.

Sunday, February 22, 2009

APA DAH JADI PADA SPRM dan GERAK

Hebat akhbar utusan akhir-akhir ni. MB selangor asyik kena "belasah" je. Hanya 2 kes saja yang di lakukan oleh MB yang di kaitkan dengan rasuah. satunya kes pemberian lembu, dan yang kedua penyelengaraan kereta mewahnya yang menggunakan duit kerajaan .

SPRM, GERAK asyik desak Peguam suruh dakwa di mahkamah ssecepat mungkin. Sedangkan MB tersebut beberapa kali menafikan kes tersebut. Semalam di katakan SPRM ada bukti jelas tentang kes rasuah tersebut. Kalau begitu tunjukan sahaja di muka depan akhbar kalau berani. Baru pembaca boleh fikir.

Kemudian , kenapa MB yang jadi Fokus utama, padahal banyak lagi kes rasuah yang di lakukan menteri-menteri lain, dalam masa yang sama TPM yang bakal Jadi PM tidak lama lagi lansung tiada berita susulan tentang kes rasuah di Perak, Isu pembelian kapal selam , helikopter dan lain. Sepatutnya, orang yang begini perlu di jadikan Fokus utama sebab dia akan memimpin malaysia. Kita tidak mahu ketua negara adalah orang yang tidak baik moralnya dan hilang nilai integriti dalam dirinya. Sebabnya , jika ingin melihat rakyat itu baik lihatlah pada pemimpinnya.

Aku pun pelik, Adakah SPRM ini hanya boneka pihak-pihak tertentu dalam menjaga survival politik . GERAK pula, suka jadi kaki mengadu ..hmm serupa dua-dua belah pihak .Kalau begini keadaannya BUBAR sahaja SPRM ataupun lantik Orang baru dan letak orang yang berautoriti serta libatkan daripada dua belah pihak iatu BN dan PR . Ini baru tindakan yang adil ...Jika keadaan ini di teruskan lambat laun , negara ni "famous" dengan negara pengamalan "matlamat menghalakan Cara." ..Mintak di jauhkan. Apapun Hak dan batil sentiasa akan bertembung. Yang akan menang adalah penolong dan pembela kebenaran.

Dakwah & Politik..Bagaimana??

Apakah orang politik dapat menjadi da’i? Atau apakah sebaliknya ? Dan apakah mungkin kegiatan dakwah menjadi kegiatan politik? Atau sebaliknya kegiatan politik menjadi kegiatan dakwah? Menjawab beberapa pertanyaan di atas tidaklah mudah, apabila kita melihat persepsi masyarakat tentang dakwah dan politik. Dakwah dan politik adalah dua ‘kata’ yang kontra bagi mereka. Hal itu karena politik dipahami sebagai urusan dunia, sedang dakwah dipahami sebagai urusan akhirat. Fahaman tentang dakwah tidak melibatkan politik,dan sebaliknya. Dakwah di pelopori ustaz-ustaz, dan politik urusan orang politik .Jika seorang ustaz yang menjadi orang politik ,dia harus menanggalkan segala penampilan seorang ustaz, dan berimejkan orang politik .begitu juga orang politik.

Tapi, pertanyaan di atas akan menjadi mudah untuk dijawab, apabila politik dipahami sesuai dengan definisi aristoteles bahwa politik adalah: “Segala sesuatu yang sifatnya dapat merealisasikan kebaikan di tengah masyarakat.” Definisi ini meliputi semua urusan masyarakat, temasuk di dalamnya masalah akhlak yang selama ini menjadi urusan dakwah, sebagaimana dipahami masyarakat.

Definisi politik menurut Al Imam Asy Syahid Hasan Al Banna, iaitu:
Politik adalah hal memikirkan tentang persoalan-persoalan internal maupun eksternal umat.” Intermal politik adalah “mengurus persolalan pemerintahan, menjelaskan fungsi-fungsinya, merinci kewajiban dan hak-haknya, melakukan pengawasan terhadap para penguasa untuk kemudian dipatuhi jika mereka melakukan kebaikan, dan dikeritik jika mereka melakukan kekeliruan.” Sedang yang dimaksud dengan eksternal politik adalah “memelihara kemerdekaan dan kebebasan bangsa, mengantarkannya mencapai tujuan yang akan menempatkan kedudukannya di tengah-tengah bangsa lain, serta membebaskannya dari penindasan dan intervensi pihak lain dalam urusan-urusannya.”

Dengan pemahaman 2 definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa politik dan dakwah adalah dua kegiatan yang saling berkait, dan oleh itu dakwah menjadi kegiatan politik, dan politik menjadi kegiatan dakwah, atau dapat disebut two in one. Dakwah adalah politik apabila ia berusaha memahamkan masyarakat kepada hak dan kewajiban mereka. Dan politik adalah dakwah jika ia berperanan mengajak masyarakat berbuat baik, dan melarang dari melakukan perkara mungkar.

Secara praktikalnya bahawa dakwah adalah politik dan politik adalah dakwah dapat dipahami dengan baik oleh setiap muslim apabila :

pertama, memahami cirri-ciri islam yang universal;
kedua, memahami konsep penciptaan manusia;
dan ketiga, mengatahui cara merealisasikan konsep tersebut sesuai dengan ajaran Islam. Sehingga setiap muslim harus menjadi da’i sekaligus menjadi orang politik.

Karena itulah Hasan Al Banna mengatakan, “Sesungguhnya seorang muslim belum sempurna keislamannya kecuali jika ia menjadi seorang politisi, mempunyai pandangan jauh kedepan dan memberikan perhatian penuh kepada persoalan bangsanya.”
Lalu bagaimana menjadi politisi dakwah, nanti artikel seterusnya.
 

Tujuanku Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger